Popok merupakan salah satu perlengkapan wajib untuk menunjang kenyamanan si Kecil. Kini sudah banyak jenis popok yang dijual di pasaran dengan berbagai fitur dan bahan yang ditawarkan. Jika popok digunakan sesuai kebutuhan dan ukuran bayi, si Kecil akan merasa nyaman dan pertumbuhannya berjalan optimal.
Namun sayangnya, masih banyak beredar mitos seputar popok bayi yang menyesatkan dan sering dipercaya oleh para orang tua. Agar Moms tidak salah langkah dalam merawat kulit si Kecil, yuk simak penjelasan berikut yang telah dirangkum oleh MAKUKU bersama pandangan dari para ahli.
Mitos 1: Popok Bukan Penyebab Utama Ruam Popok
Sebagian besar orang tua mengira bahwa ruam popok muncul akibat popok yang tidak cocok. Padahal, itu hanya salah satu dari sekian banyak faktor yang bisa memicu ruam. Faktanya, menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ruam popok bisa disebabkan oleh kombinasi beberapa hal seperti:
- Kelembapan kulit yang berlebihan akibat jarang mengganti popok
- Pertumbuhan jamur atau bakteri di area tertutup popok
- Reaksi terhadap bahan kimia pada sabun, tisu basah, atau detergen
- Gesekan antara kulit bayi dengan permukaan popok atau pakaian
Ruam popok juga bisa muncul jika kebersihan area genital bayi tidak dijaga dengan baik. Karena itu, popok bukanlah penyebab utama ruam, melainkan kelembapan dan perawatan area popok yang kurang tepat.
Tips dari
dokter anak:
Jagalah kelembapan kulit bayi dengan mengganti popok secara rutin setiap 3–4
jam, menggunakan air hangat atau tisu bebas alkohol untuk membersihkan area
popok, dan mengeringkannya dengan lembut sebelum memakai popok baru.
Untuk perlindungan ekstra, pilih popok dengan daya serap tinggi dan permukaan yang lembut, seperti MAKUKU Slim yang menggunakan Teknologi SAP Thin Core. Teknologi ini mampu mengunci cairan secara merata, menjaga permukaan tetap kering, dan membantu mengurangi risiko ruam popok.
Mitos 2: Popok Berukuran Besar Bisa Cegah Ruam Popok
Banyak yang mengira bahwa menggunakan popok dengan ukuran lebih besar dapat mencegah ruam karena dianggap memberi ruang udara lebih banyak. Namun, pemikiran ini kurang tepat.
Salah satu penyebab utama ruam popok adalah gesekan antara kulit bayi dan permukaan popok yang lembap. Jika ukuran popok terlalu besar, cairan urine justru bisa mudah bocor dan menyebar ke area yang lebih luas, membuat kulit semakin lembap dan berisiko iritasi.
Fakta medis: Pemilihan ukuran popok sebaiknya tidak berdasarkan usia, tetapi berdasarkan berat badan bayi. Popok yang pas akan menjaga posisi tetap nyaman, tidak mudah lepas, serta meminimalkan gesekan pada kulit bayi.
Contoh:
MAKUKU Slim tersedia dalam berbagai ukuran yang disesuaikan dengan berat badan
bayi. Desainnya yang tipis hanya 1,6 mm, lembut, dan elastis membuat si Kecil
bebas bergerak tanpa rasa pengap atau gesekan berlebih di kulitnya.
Mitos 3: Ruam Hanya Terjadi di Area Bokong
Ruam popok sering diidentikkan hanya dengan kemerahan di area bokong. Padahal, ruam bisa muncul di bagian tubuh mana pun yang tertutup oleh popok, seperti selangkangan, lipatan paha, dan pinggang.
Menurut dokter kulit anak, ruam popok termasuk bentuk peradangan kulit (dermatitis kontak iritan) yang disebabkan oleh paparan kelembapan, gesekan, serta sisa urine atau feses yang menempel di kulit. Gejalanya bisa berupa kemerahan, rasa perih, gatal, hingga kulit mengelupas atau bersisik.
Langkah pencegahan:
- Pastikan area popok selalu bersih dan kering.
- Gunakan krim pelindung seperti zinc oxide atau petroleum jelly.
- Pilih popok dengan lapisan udara dan sirkulasi baik agar kulit tidak lembap.
MAKUKU Slim memiliki permukaan rongga udara dan 3D Surface yang membantu mengurangi kontak langsung dengan kulit si Kecil, menjaga sirkulasi udara, dan membuat kulit tetap lembut.
Mitos 4: Harus Menggunakan Bedak Bayi pada Area Popok
Banyak orang tua di Indonesia masih percaya bahwa penggunaan bedak bayi dapat menjaga kulit si Kecil agar tidak lembap. Sayangnya, kebiasaan ini justru bisa menimbulkan risiko kesehatan.
Bedak memiliki partikel halus yang dapat menumpuk di lipatan kulit dan bercampur dengan keringat. Kondisi ini bisa menyebabkan penyumbatan pori-pori dan memperparah kelembapan di area popok. Jika digunakan di dekat area genital, bedak bahkan bisa meningkatkan risiko infeksi jamur atau bakteri.
American Academy of Pediatrics (AAP) juga menegaskan bahwa penggunaan bedak tidak direkomendasikan karena partikel halusnya bisa terhirup oleh bayi dan mengiritasi saluran pernapasan.
Alternatif
yang aman:
Gunakan krim pelindung berbahan alami seperti zinc oxide, minyak kelapa, atau aloe vera yang membentuk lapisan pelindung di kulit. Pilih produk dengan label hypoallergenic dan bebas parfum agar tidak memicu reaksi alergi.
Mitos 5: Popok Memengaruhi Bentuk Kaki Bayi
Beberapa orang tua khawatir popok bisa membuat kaki bayi terlihat mengangkang atau berbentuk huruf O. Padahal, hal ini sepenuhnya normal dan tidak berkaitan dengan penggunaan popok.
Menurut dr. Rani Oktaviani, Sp.A, posisi kaki bayi yang terlihat terbuka saat mengenakan popok disebabkan oleh perkembangan alami sendi panggul. Kaki bayi memang terlihat agak melengkung pada tahun pertama kehidupannya dan akan perlahan-lahan lurus seiring pertumbuhan, biasanya pada usia 2–3 tahun.
Fakta medis: Tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa penggunaan popok, baik kain maupun sekali pakai, dapat memengaruhi bentuk tulang atau kaki bayi.
Yang terpenting adalah memilih popok dengan bahan lembut, elastis, dan pas di tubuh bayi agar si Kecil tetap bebas bergerak. MAKUKU Slim dengan desain tipis dan elastis membantu menjaga kenyamanan tanpa menekan area paha atau pinggang.
Kini Moms sudah tahu, tidak semua hal yang sering didengar tentang popok itu benar. Banyak mitos seputar ruam popok yang sebenarnya tidak berdasar secara medis.
Kunci perawatan kulit bayi adalah menjaga area popok tetap kering, mengganti popok secara rutin, dan memilih popok yang lembut serta memiliki sirkulasi udara baik.
Untuk Moms yang ingin memberikan kenyamanan terbaik bagi si Kecil, MAKUKU Slim hadir dengan keunggulan:
- Teknologi SAP Thin Core yang mengunci cairan secara maksimal dan menjaga permukaan tetap kering
- Ketebalan hanya 1,6 mm agar si Kecil bebas bergerak tanpa rasa pengap
- Permukaan 3D dan rongga udara untuk mencegah lembap dan iritasi
- Belly Button U-Shape yang melindungi pusar bayi baru lahir
- Indikator urine untuk mengingatkan waktu ganti popok
Dengan popok yang tepat, Moms bisa menjaga kulit si Kecil tetap sehat dan bebas ruam setiap hari.