Jakarta: Pemerintah gencar meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) guna menopang perekonomian Indonesia seiring mencapai target sebagai negara maju di 2045. Di antara yang dilakukan adalah mengoptimalkan sektor pendidikan melalui Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan.
Konsultan Dokter Spesialis Anak Makuku Family Andreas mengatakan sebisa mungkin anak-anak yang mulai bersekolah dengan pembelajaran tatap muka menjaga protokol kesehatan secara ketat. Pasalnya, angka kasus anak-anak yang terinfeksi covid-19 di Tanah Air masih cukup besar.
"Kalau mau mengizinkan anak untuk bersekolah secara tatap muka maka pastikan anak menjaga protokol kesehatan dan pihak terkait di sekolah juga benar-benar menerapkan protokol kesehatan. Hal itu untuk menekan penyebaran covid-19," kata Andreas, dalam sebuah konferensi pers virtual, Selasa, 28 September 2021.
Ia menyayangkan ketika pembelajaran tatap muka diberlakukan maka kasus anak-anak terinfeksi covid-19 di Tanah Air melonjak. Hal itu patut disayangkan dan diharapkan semua pihak benar-benar menjaga protokol kesehatan diterapkan, mulai dari memakai masker ganda, menjaga jarak, sering mencuci tangan di air yang mengalir, dan semacamnya.
"Angka imunisasi (vaksin covid-19) belum sampai 80 persen untuk anak 12 sampai 18 tahun. Belum lagi ketersediaan tes PCR di daerah belum sama banyaknya yang ada di Jabodetabek. Memang angka kasus covid-19 sudah turun tapi untuk kasus anak-anak masih tinggi maka protokol kesehatan harus dijaga," tuturnya.
Sementara itu, pemerintah terus menggenjot penciptaan SDM berkualitas untuk mendorong daya saing ekonomi Indonesia. Dalam hal ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan kebijakan Merdeka Belajar akan mampu menghasilkan SDM yang unggul dan berkualitas. Harapannya bisa mendorong kemajuan serta cita-cita Indonesia.
"Pemerintah berupaya untuk meningkatkan kualitas SDM melalui berbagai cara karena sangat penting bagi suatu negara," kata Sri Mul.
Kebijakan Merdeka Belajar yang digalakkan oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) ini memberikan kebebasan bagi mahasiswa untuk belajar dengan cara yang berbeda dari perguruan tingginya. Salah satu bentuk cara belajar tersebut yaitu mendekatkan para mahasiswa dengan lingkungan yang nyata.
Harapannya mereka dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapat terhadap tantangan dunia kerja. Sri Mulyani menuturkan nantinya mahasiswa dapat berlatih menghadapi dunia kerja sekaligus belajar memahami dan mengontrol diri sendiri mengingat mereka akan dihadapkan oleh tantangan yang sangat berbeda dari dunia kampus.
"Kalau di Kemenkeu sikap Anda akan memengaruhi kinerja, prestasi, dan reputasi yang memiliki peran publik seperti pajak, PNBP, bea cukai, belanja negara, dan lain-lain," pungkasnya.