Beranda | Artikel | Pregnancy | Apakah Keputihan Saat Hamil Muda Itu Wajar?

Apakah Keputihan Saat Hamil Muda Itu Wajar?

Pregnancy
17/09/2025
Penulis: Makuku
Reviewer: Chief Editor
Apakah Keputihan Saat Hamil Muda Itu Wajar?

Moms, kehamilan terutama di trimester pertama sering membawa banyak perubahan, baik fisik maupun emosional. Salah satu hal yang sering bikin khawatir adalah munculnya keputihan saat hamil muda. Apakah ini normal? Apakah berbahaya bagi Moms dan si Kecil? Yuk, kita bahas lengkap dengan penjelasan medis serta tips praktis.

Penyebab Keputihan Saat Hamil Muda

Saat hamil muda, tubuh Moms mengalami lonjakan hormon progesteron dan estrogen. Perubahan ini membuat aliran darah ke area panggul meningkat sehingga produksi cairan vagina juga lebih banyak. Nah, inilah beberapa penyebab umum keputihan di trimester pertama:

  • Perubahan hormon kehamilan yang memicu peningkatan produksi cairan vagina.
  • Peningkatan aliran darah ke organ reproduksi untuk mendukung kesehatan rahim dan janin.
  • Perubahan pH vagina yang membuat area kewanitaan lebih lembap.
  • Infeksi jamur Candida albicans yang menyebabkan keputihan gatal, kental, dan berwarna putih susu.
  • Bacterial vaginosis akibat ketidakseimbangan bakteri baik dan jahat dalam vagina.
  • Infeksi menular seksual seperti klamidia, trikomoniasis, atau gonore yang bisa menyebabkan keputihan berbau tidak sedap atau bercampur darah.
  • Iritasi serviks karena perubahan hormon atau hubungan seksual saat hamil muda.

Jadi, sebagian besar keputihan memang normal, tapi Moms tetap perlu tahu ciri-ciri mana yang wajar dan mana yang jadi tanda bahaya.

Ciri-Ciri Keputihan Normal Saat Hamil

Tidak semua keputihan itu berbahaya. Ada perbedaan antara keputihan normal dan keputihan karena infeksi. Yuk, simak detailnya:

1. Warna

Keputihan normal saat hamil muda biasanya bening hingga putih susu. Warna ini muncul karena peningkatan hormon estrogen dan aliran darah di area vagina. Warna bening menandakan cairan masih sehat, sedangkan putih susu biasanya akibat pengeluaran sel-sel mati dan lendir alami dari leher rahim.

Kalau Moms melihat keputihan berwarna kuning pekat, hijau, atau kecokelatan, itu bisa jadi tanda infeksi jamur, bakteri, atau bahkan adanya bercak darah dari iritasi serviks.

2. Tekstur

Cairan normal terasa encer atau agak kental tapi tetap homogen (tidak menggumpal). Tekstur ini membantu membersihkan vagina secara alami dan menjaga kelembapan.

Sebaliknya, bila teksturnya menggumpal seperti potongan keju, sering kali menandakan infeksi jamur Candida albicans. Kalau cairannya berbusa, bisa jadi infeksi trikomoniasis.

3. Bau

Keputihan normal tidak memiliki bau menyengat. Kadang ada sedikit bau khas, tapi tidak sampai mengganggu. Bau ini normal karena proses alami pembersihan vagina.

Jika Moms mencium bau amis atau menyengat, itu bisa jadi tanda bacterial vaginosis atau infeksi menular seksual. Bau menyengat juga kadang disertai rasa gatal atau perih.

4. Rasa

Keputihan wajar tidak menimbulkan rasa gatal, perih, atau panas. Cairan ini seharusnya tidak mengganggu aktivitas Moms sehari-hari.

Kalau muncul rasa gatal di sekitar vagina, nyeri saat berhubungan intim, atau perih ketika buang air kecil, itu tanda keputihan abnormal yang perlu diperiksa lebih lanjut.

5. Frekuensi dan Volume

Di trimester pertama, cairan bisa terasa lebih banyak dibanding sebelum hamil. Hal ini normal karena hormon progesteron membuat lendir serviks lebih cair untuk melindungi janin dari infeksi.

Namun, jika volumenya sangat banyak sampai membuat celana dalam selalu basah atau keluar terus-menerus, sebaiknya Moms konsultasi ke dokter. Bisa jadi ada infeksi atau kebocoran ketuban dini.

Cara Mengatasi dan Mencegah Keputihan Saat Hamil Muda

Selain konsultasi rutin ke dokter kandungan, Moms bisa melakukan langkah-langkah sederhana berikut untuk menjaga kebersihan area kewanitaan:

  • Gunakan celana dalam berbahan katun yang menyerap keringat.
  • Hindari celana terlalu ketat agar sirkulasi udara tetap baik.
  • Ganti celana dalam secara rutin jika terasa lembap.
  • Jangan menggunakan pembersih kewanitaan berpewangi karena bisa mengganggu pH vagina.
  • Jaga pola makan sehat dengan konsumsi sayur, buah, dan makanan bergizi.
  • Perbanyak asupan cairan (air putih) agar tubuh tetap terhidrasi.
  • Lakukan pemeriksaan rutin ke dokter kandungan untuk memantau kesehatan Moms dan si Kecil.

Kapan Harus ke Dokter?

Moms tidak perlu panik setiap kali melihat keputihan. Namun, ada beberapa kondisi yang perlu segera ditangani oleh dokter kandungan atau bidan, seperti:

  • Keputihan berbau menyengat dan disertai gatal.
  • Keputihan berwarna hijau, kuning pekat, atau bercampur darah.
  • Keputihan disertai rasa nyeri pada perut bawah atau saat berhubungan intim.
  • Volume cairan sangat banyak hingga membuat celana dalam selalu basah.
  • Disertai gejala lain seperti demam, perih saat buang air kecil, atau adanya bercak darah di luar jadwal pemeriksaan kehamilan.

Dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik, tes laboratorium (swab vagina), hingga memberikan obat antijamur atau antibiotik sesuai penyebabnya. Jangan pernah menggunakan obat bebas tanpa resep ya, Moms, karena bisa berisiko bagi kesehatan si Kecil.

Selain menjaga kesehatan Moms, kenyamanan si Kecil juga penting. Salah satu yang bisa Moms pilih adalah MAKUKU Slim, popok premium dengan teknologi SAP Thin Core yang mampu mengunci cairan maksimal sehingga permukaan tetap kering dan nyaman.

Fitur-fitur unggulannya antara lain:

  • Tipis hanya 1,6 mm, bikin si Kecil bebas bergerak.
  • Belly Button U-Shape, melindungi tali pusar bayi baru lahir.
  • Indikator urine, jadi Moms tahu kapan harus ganti popok.
  • Permukaan 3D dan rongga udara, menjaga sirkulasi dan mengurangi risiko ruam popok.
  • Anti gumpal, tetap tipis meski dipakai lama.

Moms, keputihan saat hamil muda sebenarnya adalah hal yang wajar karena pengaruh hormon dan perubahan tubuh di trimester pertama. Namun, jika keputihan disertai bau, rasa gatal, perubahan warna, atau bercampur darah, sebaiknya segera konsultasi dengan dokter kandungan. Dengan menjaga kebersihan area kewanitaan, pola makan sehat, serta pemeriksaan rutin, Moms bisa memastikan kesehatan diri sendiri dan si Kecil tetap terjaga.

Referensi

  1. American Pregnancy Association. (2023). Vaginal Discharge During Pregnancy.
  2. Mayo Clinic. (2022). Pregnancy Discharge: What’s Normal, What’s Not.
  3. WHO. (2021). Sexually Transmitted Infections and Pregnancy.
  4. Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI). Panduan Kesehatan Reproduksi Ibu Hamil.
Bagikan di media sosial:
Customer Care MAKUKU