Masalah kulit pada anak seperti dermatitis popok (ruam popok) dan dermatitis atopik sering kali membuat bingung para orang tua. Karena gejala yang muncul biasanya hampir sama dan susah untuk dibedakan. MAKUKU bersama dokter spesialis anak dari Oetomo Hospital, dr. Adila Nurhadiya, Sp.A, membahas tuntas mengenai perbedaan dermatitis popok dan dermatitis atopik di Instagram Live dengan tema “Serba Serbi Dermatitis Atopik pada Kulit Bayi” pada Kamis, 22 Februari 2024.
Perbedaan Ruam Popok dan Dermatitis Atopik
Antara ruam popok atau dermatitis popok dengan dermatitis atopik tentu berbeda. Dr. Adila menjelaskan, dermatitis atopic merupakan peradangan pada kulit yang termasuk penyakit kulit kronis yang bisa diturunkan dari salah satu orangnya. Sedangkan dermatitis popok merupakan peradangan kulit akibat popok karena bahan popok yang mengandung iritan ataupun produk perawatan kulit yang menyebabkan peradangan.
Penyebab ruam popok dan dermatitis atopik
Dermatitis atopic merupakan kelainan yang bersifat komplek karena adanya faktor internal dan eksternal. Dr. Adila menjelaskan penyebab internal dermatitis atopic itu ada dalam diri anak itu sendiri, seperti:
- Bawaan genetis yang diwariskan dari orang tuanya.
- Memiliki kulit sensitif
- Adanya pengaturan imun tubuh yang tidak seimbang
Sedangkan penyebab eskternal yang memicu munculnya dermatitis atopic adalah lingkungan, bahan iritan dari sabun, antiseptik hingga hand sanitizer, allergen dari udara, debu, makanan dan perubahan suhu yang ekstrim. Jika kedua faktor ini bertemu maka akan menyebabkan dermatitis atopic. Kerusakan pada kulit dan air pada kulit akan menguap lebih banyak sehingga membuat kulit bersisik dan kering.
Untuk penyebab ruam popok biasanya disebabkan oleh frekuensi mengganti popok yang jarang, kulit terlalu lama kontak dengan kotoran seperti tinja dan urine, dan ukuran popok yang salah (terlalu kecil dan terlalu besar).
Untuk mendeteksi dermatitis atopic, ada pemeriksaan khusus. Biasanya tenaga medis akan memberikan beberapa allergen seperti bulu kucing dan beberapa jenis makanan untuk trial dan error. Ini bertujuan untuk mengetahui apa penyebab masalah kulit yang terjadi pada si kecil.
Gejala dermatitis atopic pada anak
Gejala dermatitis atopic ini sangat khas. Dr. Adila menjelaskan bahwa gejala dermatitis atopic bisa dikenali dari beberapa perilaku si kecil. seperti si kecil sering menggaruk-garuk tubuhnya yang gatal terutama di malam hari. Si kecil menjadi lebih rewel menjelang tidur dan adanya ruam kemerahan pada kulit.
Apakah dermatitis atopic pada anak bisa disembuhkan?
Dermatitis atopic memang tidak benar-benar sembuh total dan menjadi kekhawatiran tersendiri bagi para orang tua. hal yang dapat dilakukan oleh para orang tua adalah dengan mencegah agar dermatitis atopic tersebut tidak kambuh. Caranya, dr. Adlia mengatakan dengan mengetahui dan menghindari alergen atau pemicu alergi pada si kecil. Ia menambahkan, dermatitis atopic muncul dimulai pada awal masa pertumbuhan diatas 5 tahun. Lalu, ada perbaikan di usia remaja dan sekitar 5% anak dengan dermatitis atopic bisa kambuh saat dewasa.
Cara Mencegah Dermatitis Atopik Pada Anak
Moms and dads bisa memberikan pelembab setidaknya tiga menit setelah mandi dan mengoleskan ulang pelembab terus menerus pada kulit si kecil jika dirasa mulai kering. Jangan biarkan si kecil menggaruk kulit hingga berdarah. Karena jika terdapat luka terbuka pada kulit si kecil, maka bakteri dan jamur lebih mudah masuk sehingga membuat nanah. Jika kondisinya sudah separah itu, tentu membutuhkan antibiotik.
Perhatikan pula asupan makanan si kecil dan juga makanan moms jika masih menyusui. Makanan yang mengandung produk susus sapi seperti yogurt, susu, butter, kacang-kacangan dna seafood bisa memicu alergi pada anak. Begitu juga, sari makanan yang dihasilkan oleh ASI ibu harus diperhatikan.
Selain itu, gunakan moisturizer atau pelembab untuk si kecil yang mengandung niacinamide, panthenol dan gliserin dapat meningkatkan ketahanan kulit si kecil. Usahakan si kecil menggunakan sabun mandi dengan pH yang balance sekitar 5-6.
Dan, batasi waktu mandi si kecil sekitar 15 menit saja dengan air yang tidak boleh panas dan terlalu dingin. Karena semakin lama si kecil mandi maka dapat membuat kulitnya kering. (Aq/MKK)
Komen
250