Beranda | Artikel | Toddler | Penyebab Anak Tidak Buang Air Kecil Seharian

Penyebab Anak Tidak Buang Air Kecil Seharian

Toddler
04/08/2025
Penulis: Makuku
Reviewer: Chief Editor
Penyebab Anak Tidak Buang Air Kecil Seharian

Frekuensi buang air kecil atau pipis pada anak tentu berbeda dengan orang dewasa. Biasanya anak-anak atau bayi akan kencing lebih sering minimal 6 kali sehari. Namun, ada beberapa kondisi yang menyebabkan anak tidak buang air kecil seharian.

Para ahli mengatakan bahwa si kecil yang tidak buang air kecil di siang hari selama 6–8 jam harus diwaspadai. Berikut ini kita akan membahas apa saja penyebab anak tidak buang air kecil yang harus diperhatikan oleh orang tua.

Penyebab Bayi Jarang Pipis

Bayi yang jarang pipis bisa menunjukkan adanya berbagai masalah kesehatan yang perlu diperhatikan. Beberapa penyebab umumnya termasuk:

1. Dehidrasi

Dehidrasi bisa terjadi kepada siapapun, baik orang dewasa, anak-anak hingga bayi. Dehidrasi menjadi salah satu penyebab umum bayi jarang pipis seharian, apalagi pada bayi berusia di bawah 6 bulan. Bahkan, menurut American Academy of Pediatrics (AAP), bayi baru lahir setidaknya harus buang air kecil sebanyak 6 kali dalam sehari. Jika lebih sedikit dari itu, maka bisa menjadi tanda bahwa bayi kekurangan cairan.

Dehidrasi juga bisa meningkatkan risiko masalah kesehatan lainnya, misalnya demam, diare, atau muntah berlebihan. Bayi yang jarang pipis adalah tanda si kecil mengalami dehidrasi yang bisa diketahui melalui pergantian popok yang berkurang. Selain itu, juga bisa dilihat dari gejala lainya seperti mudah mengantuk, tidur lebih lama dari biasanya, menangis tanpa air mata, mata cekung, malas beraktivitas hingga kondisi kulit, mulut dan lidah yang kering.

Untuk membantu memantau frekuensi pipis si kecil, penting bagi orang tua untuk memilih popok yang nyaman dan mampu menyerap dengan baik. MAKUKU Slim merupakan salah satu rekomendasi popok premium yang tipis dan lembut digunakan untuk bayi dan balita. MAKUKU Slim memiliki berbagai macam fitur yang memberikan kenyamanan ekstra seperti tanpa popok, sehingga bayi tetap nyaman meskipun popok penuh.

2. Infeksi Saluran Kemih (ISK)

Normalnya, urine yang dihasilkan oleh ginjal akan melewati saluran kemih terlebih dahulu sampai akhirnya dibuang keluar melalui uretra. Namun, jika ada masalah kesehatan seperti penyumbatan hingga infeksi, bisa mengganggu frekuensi pipis serta memengaruhi volume atau jumlah urine bayi.

Infeksi saluran kemih juga bisa membuat bayi merasa tidak nyaman saat buang air kecil dan menyebabkan mereka menahan pipis. Jika penyebab bayi jarang pipis karena adanya ISK, maka keluhan tersebut bisa disertai dengan gejala lainnya. Meliputi demam, urine kental berwarna gelap, urine memiliki bau tidak sedap, anyang-anyangan (sering pipis tapi jumlah yang dikeluarkan sedikit-sedikit) hingga rewel. Menurut sejumlah dokter anak, ISK merupakan salah satu infeksi bakteri yang cukup umum terjadi pada bayi, terutama yang masih menggunakan popok.

3. Penyakit Ginjal

Seperti dikatakan sebelumnya, ginjal berperan penting dalam menyaring dan membuang zat sisa melalui urine. Saat ginjal mengalami masalah, maka dapat membuat produksi urine menurun dan bayi akan jarang pipis. Berdasarkan jurnal Pediatric Nephrology, kondisi ini bisa disebut sebagai oliguria, yaitu penurunan produksi urine secara signifikan yang menjadi salah satu gejala gagal ginjal akut.

Adapun penyebab penyakit ginjal pada bayi disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya infeksi, cedera dan faktor genetik. Bila moms mendapati si kecil yang jarang pipis seharian padahal minumnya cukup, perhatikan tubuh si kecil dengan seksama. Apakah hal tersebut disertai dengan munculnya bengkak dan kulit yang berwarna pucat. Jika hal tersebut terjadi, jangan ragu untuk memeriksakan ke dokter.

4. Demam atau Cuaca Panas

Penyebab bayi jarang pipis lainnya adalah demam atau cuaca panas. Saat suhu tubuh meningkat, tubuh bayi akan berusaha menurunkan suhu melalui pengeluaran cairan lewat keringat. Menurut Mayo Clinic, dalam kondisi ini tubuh secara alami akan menahan cairan agar tidak terlalu banyak keluar sebagai urine.

Akibatnya, bayi akan buang air kecil lebih sedikit dari biasanya. Ini merupakan respons alami tubuh dalam mempertahankan keseimbangan cairan, tetapi tetap harus diperhatikan karena bisa memicu dehidrasi bila tidak diimbangi dengan asupan cairan yang cukup.

5. Kompresi Saraf

Anak yang jarang buang air kecil juga bisa menunjukkan adanya gangguan pada sistem saraf yang mengatur fungsi kandung kemih. Kompresi atau kelainan saraf dapat menyebabkan bayi tidak merasakan dorongan untuk buang air kecil. Menurut data dari National Institute of Neurological Disorders and Stroke, gangguan ini dikenal sebagai neurogenic bladder dan dapat terjadi sejak bayi, meskipun lebih jarang.

Beberapa penelitian menyebutkan anak mulai bisa mengatur kandung kemih sepenuhnya saat mereka berusia 18 bulan, tetapi ada pula yang baru mengembangkan keterampilan ini hingga usia 4 tahun ke atas.

Inilah deretan penyebab anak tidak buang air kecil seharian. Jika moms and dads melihat beberapa gejala di atas, segera periksakan kondisi si kecil ke dokter ya agar mendapatkan perawatan dan penanganan yang tepat.

Bagikan di media sosial:
Customer Care MAKUKU