Salah satu infeksi payudara yang terjadi pada wanita adalah mastitis. Mastitis sendiri biasanya dialami oleh ibu menyusui tetapi mastitis juga bisa menimpa wanita yang tidak menyusui. Mastitis pada ibu menyusui dapat membuat sulit menyusui bayi. Untuk itu, yuk mengenal apa itu mastitis, penyebab mastitis dan cara mengatasi mastitis.
Apa itu mastitis?
Mastitis adalah peradangan yang terjadi pada jaringan payudara. Mastitis sering kali menjadi keluhan selama menyusui. Menurut data IDAI, sekitar 3-20% ibu menyusui dapat mengalami mastitis. Mastitis membuat tidak nyaman dan payudara terasa sakit sehingga tidak heran jika ibu menyusui yang mengalami mastitis dapat mengganggu proses pemberian ASI pada bayi. Karena mastitis dapat menurunkan produksi ASI dan menjadi alasan beberapa ibu untuk berhenti menyusui.
Perlu diketahui, biasanya mastitis hanya terjadi pada salah satu payudara saja dan muncul secara tiba-tiba. Namun tanda-tanda mastitis bisa diketahui dengan gejala payudara yang memar dan kemerahan. Payudara terasa gatal, perih saat menyusui, terdapat benjolan yang terasa sakit, ukuran salah satu payudara lebih besar. Serta munculnya nanah pada puting payudara, kelelahan, kelenjar getah bening di ketiak atau leher membengkak dan demam. Bahkan beberapa ibu menyusui bisa mengalami gejala mastitis seperti flu-like syndrome atau gejala seperti flu, meriang dan menggigil.
Penyebab mastitis pada payudara
Ada beberapa faktor yang menyebabkan mastitis pada payudara. Biasanya mastitis ditimbulkan akibat adanya bakteri dari kulit atau air liur masuk ke jaringan payudara melalui saluran susu atau luka pada kulit payudara. Selain itu, penyebab mastitis yang juga harus diwaspadai sebagai berikut:
- Infeksi bakteri Staphylococcus dan Streptococcus agalactiae yang bisanya berasal dari mulut bayi dan permukaan kulit payudara.
- Saluran ASI di payudara yang tersumbat akibat penumpukkan atau endapan sisa ASI.
- Puting payudara yang luka, pecah-pecah atau sakit karena bisa menjadi media masuknya bakteri.
- Teknik pelekatan yang tidak tepat saat menyusui bisa menyebabkan luka pada puting payudara.
- Ibu menyusui hanya menggunakan salah satu sisi payudara saat memberikan ASI.
Cara mengatasi mastitis
Sebagian besar mastitis terjadi dalam enam minggu pertama setelah bayi lahir, paling sering terjadi di minggu kedua dan ketiga. Namun, mastitis bisa juga terjadi di sepanjang masa menyusui. Berikut ini cara mengatasi mastitis yang bisa dilakukan:
Tetap menyusui si kecil
Meski mengalami mastitis, ibu tetap disarankan untuk tetap menyusui si kecil. Karena berhenti menyusui justru dapat memperburuk kondisi mastitis. Selama menyusui, pastikan pelekatan mulut bayi ke payudara dalam posisi yang tepat. Jangan lupa untuk istirahat dan minum banyak air putih.
Memijat payudara
Pijatlah payudara secara lembut saat payudara terasa keras. Pijatan ini sebaiknya dilakukan bersamaan saat dengan kegiatan menyusui. Payudara yang terasa keras bisa disebabkan oleh sumbatan ASI. Dengan memijat bisa membantu memperlancar saluran susu.
Mengompres payudara
Untuk melunakkan sumbatan payudara penyebab mastitis, ibu menyusui bisa melakukan kompres hangat pada payudara yang membengkak. Caranya gunakan handuk kecil bersih dan basahi dengan air hangat. Lalu, letakkan handuk hangat tersebut di atas payudara yang mengalami mastitis. Ulangi kompres air hangat ini beberapa kali hingga ibu merasa nyaman.
Meningkatkan sistem imun tubuh
Mastitis juga bisa dipengaruhi oleh sistem daya tahan tubuh yang melemah. Meningkatkan imunitas tubuh bisa mencegah serta mempercepat penyembuhan mastitis. Ibu menyusui bisa mengonsumsi vitamin C yang aman untuk membantu melawan infeksi. Serta perhatikan makanan yang dikonsumsi, pilihlah makanan yang tinggi nutrisi dan gizi agar daya tahan tubuh tetap terjaga.
Mengonsumi antibiotik
Mastitis yang tidak kunjung sembuh sebaiknya mendapatkan penanganan medis yang tepat dan cepat. Mastitis yang disebabkan oleh infeksi bakteri bisa diobati dengan mengonsumsi antibiotik untuk mengatasi bakteri dan memberikan obat pereda nyeri agar proses menyusui tetap dapat dilakukan dengan nyaman.
Jika tidak segera mendapatkan penanganan yang baik, maka mastitis bisa menyebabkan komplikasi seperti abses atau payudara bernanah. Untuk itu, jangan ragu memeriksakan diri saat ibu menyusui mengalami gejala mastitis. (Aq/MKK)
Komen
250