Alergi pada bayi merupakan salah satu masalah kesehatan yang umum terjadi. Alergi pada bayi terjadi ketika kulit mengalami peradangan akibat kontak langsung dengan pemicu alergen. Bayi sangat rentan terkena alergi karena sistem kekebalan tubuhnya melepaskan histamin atau zat lainnya sebagai respon dari allergen. Yuk, ketahui apa saja penyebab alergi pada bayi dan cara mengatasinya yang tepat.
Ciri alergi pada bayi ditandai dengan munculnya mata merah, bersin, eksim, kulit kemerahan, ruam, gatal dan masalah kulit lainnya. Namun sayangnya, masalah kulit seperti alergi atau ruam ini terkadang sulit untuk dibedakan. Nah, supaya para orang tua dapat mengatasi masalah alergi pada bayi dengan tepat maka perlu terlebih dahulu mengetahui apa saja penyebabnya.
Faktor Penyebab Alergi pada Bayi
Faktor genetik
Berdasarkan hasil penelitian ada beberapa faktor yang menyebabkan alergi pada bayi. Salah satu penyebabnya adalah faktor genetik atau keturunan dari orang tua atau keluarga ayah dan ibu. Bayi yang lahir dari orang tua yang memiliki alergi berisiko 7 kali lebih besar memiliki alergi yang sama dibandingkan dengan orang tua tanpa alergi. Meski diwariskan dari orang tua ke anak-anak, tetapi jenis alerginya tentu berbeda.
Lingkungan yang terlalu bersih
Kesehatan dapat dijaga dengan menjaga kebersihan lingkungan. Tetapi ternyata faktanya, lingkungan yang terlalu bersih dan steril dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh. Sehingga membuat bayi yang imunitasnya belum sempurna rentan terkena penyakit karena bakteri dan kuman baik tidak berkembang dengan baik. Sebuah penelitian mengatakan hidup yang terlalu bersih bisa meningkatkan risiko alergi dan asma.
Gangguan kesehatan tertentu
Reaksi alergi pada bayi bisa dipicu akibat gangguan kesehatan tertentu. Misalnya bayi yang mengalami gangguan kesehatan eksim akan berisiko tinggi terkena alergi pada jenis makanan tertentu.
Tidak diberi ASI
ASI adalah asupan sempurna untuk membentuk kekebalan daya tubuh bayi. pada bayi yang tidak diberikan ASI atau sudah mendapatkan makanan padat serta diberikan susu formula sebelum usia 3-4 bulan meningkatkan risiko alergi makanan atau alergi susu pada bayi.
Beberapa jenis alergi pada bayi
Alergi makanan
Efek alergi makanan yang terjadi pada si kecil bisa dilihat dari perubahan kulit. Orang tua harus memperhatikan makanan apa saja yang membuat anak alergi. Jadi, sementara waktu makanan tersebut dapat dihindari terlebih dahulu. Adapun makanan yang biasanya memicu alergi adalah alergi susu sapi, kacang-kacangan, biji-bijian, gandum, ikan, telur dan kerang-kerangan.
Alergi dalam ruangan
Polusi udara juga bisa terjadi di dalam ruangan yang biasanya bersumber dari bulu hewan peliharaan, debu, jamur, asap rokok dan serbuk sari. Polutan ini bisa menyebabkan alergi dalam ruangan pada anak. Tanda alergi pada bayi terhadap polutan ruangan ini berupa batuk, bersin, hidung mampet, sesak hingga gangguan pernapasan.
Alergi musiman
Alergi musiman ini terjadi pada anak-anak karena perubahan musim. Tidak sedikit baik orang dewasa hingga anak-anak yang mengalami mata gatal, hidung berair dan reaksi alergi lainnya karena reaksi berlebihan dari allergen berbeda yang ada di udara musim tertentu.
Alergi hewan peliharaan
Bulu hewan merupakan salah satu pemicu alergi yang paling sering dialami. Biasanya bulu hewan yang bisa memicu alergi adalah kucing, anjing dan hewan peliharaan berbulu lainnya. Si kecil dapat mengalami alergi dari hewan peliharaan akibat serpihan kulit mikroskopis yang hampir mirip dengan ketombe dan protein dari air liur.
Alergi obat-obatan
Alergi obat-obatan bisa terjadi dalam beberapa waktu setelah anak minum obat seperti antibiotik atau NSAID tertentu. Adapun ciri alergi obat pada anak adalah muncul ruam di kulit, bengkak, demam, gatal dan sesak napas.
Alergi air liur
Gejala alergi seperti benjolan kecil yang terjadi sekitar mulut itu tidak hanya terjadi akibat alergi makanan saja, tetapi juga bisa disebabkan oleh air liur. Air liur anak yang sering membasahi mulut dan dagu bisa memicu timbulnya kemerahan hingga ruam.
Alergi bahan kimia
Ada beberapa bahan kimia yang terkandung pada produk-produk bayi yang memicu timbulnya alergi. Reaksi yang muncul biasanya berupa kulit gatal, ruam kering dan muncul bintik kemerahan.
Cara mengatasi alergi pada bayi
Memberikan antihistamin
Antihistamin merupakan obat alergi untuk anak yang dijual bebas berdasarkan resep dokter. Cara kerja obat ini adalah dengan menghambat pembentukan histamin atau senyawa yang memicu alergi seperti pilek, hidung tersumbat, gatal, bersin, mata merah dan gatal, ruam dan bentol.
Menghilangkan paparan alergi
Sampai saat ini alergi merupakan penyakit yang belum disembuhkan. Sifat alergi akan mereda dan hilang namun dapat kambuh kembali. Untuk mengatasi alergi pada bayi, mom dan dad bisa menjauhkan pemicu atau paparan alergi.
Memberi inhaler
Cara mengobati alergi pada bayi berikutnya adalah dengan memberikan inhaler. Penggunaan inhaler ini untuk mengatasi kesulitan bernapas atau pilek pada anak akibat alergi. Atau juga bisa dengan menggunakan uap udara hangat dan mandi air hangat untuk membantu melegakan saluran.
Menyuntikkan hormon adrenalin
Bila si kecil mengalami reaksi alergi yang parah maka dokter akan mengambil tindakan untuk menyuntikkan hormon adrenalin melalui kulit bayi. Hormone adrenalin ini diberikan sebagai obat alergi untuk anak supaya dapat mengendalikan gejala alergi yang memburuk.
Mengoleskan krim hidrokortison
Krim hidrokortison adalah salah satu obat alergi yang dapat diberikan pada anak. Cara kerja obat ini adalah dengan mengurangi reaksi alergi pada kulit bayi. (Aq/MKK)
Komen
250