Memasuki bulan Ramadhan, banyak ibu hamil yang mungkin berniat untuk berpuasa. Karena sebenarnya puasa dianjurkan bagi setiap orang yang mampu, termasuk ibu hamil. Namun, ada beberapa ciri-ciri ibu hamil yang tidak boleh puasa demi mengutamakan kesehatan ibu dan janin dalam kandungan.
Selain mengenai kesehatan, ciri-ciri ibu hamil yang tidak boleh puasa biasa selalu dikaitkan dengan kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari. Untuk itu, ibu hamil perlu mengenali kesehatan tubuh dan disarankan berkonsultasi terlebih dahulu, apakah boleh atau tidaknya berpuasa.
Ciri-ciri ibu hamil boleh membatalkan puasa
Pada dasarnya hukum puasa adalah wajib, tetapi terdapat pengecualian bagi beberapa kelompok diantaranya lansia, orang dengan kondisi medis tertentu dan ibu hamil. Dimana jika berpuasa dapat dapat memperburuk kondisi kesehatan. Begitu juga bagi ibu hamil, baik dengan kehamilan sehat ataupun memiliki riwayat komplikasi boleh membatalkan puasa jika kondisi kesehatannya menurun.
Berikut ini ciri-ciri ibu hamil boleh membatalkan puasa, diantaranya:
1. Dehidrasi
Dehidrasi merupakan kondisi yang paling rentan terjadi selama berpuasa. Menahan haus selama kurang lebih 12 jam pada ibu hamil bisa menyebabkan beberapa komplikasi. Misalnya membuat volume air ketuban berkurang sehingga mengganggu perkembangan bayi.
Ciri-ciri dehidrasi pada ibu hamil yaitu peningkatan detak jantung, perubahan warna urin menjadi kuning pekat hingga mulut kering. Bila ibu hamil mengalami gejala dehidrasi sebaiknya hentikan berpuasa.
2. Mimisan
Bila mengalami mimisan parah selama 30 menit, ibu hamil tidak boleh melanjutkan puasa. Apalagi jika mimisan disertai dengan munculnya gejala lain seperti sulit bernafas, nyeri dada, pusing dan kulit pucat.
Risiko mimisan saat hamil bisa dipicu akibat kurangnya minum air putih selama berpuasa. Apalagi perubahan hormon selama masa kehamilan bisa meningkatkan volume darah yang membuat pembuluh darah pada hidung melebar dan mudah pecah.
3. Sakit kepala
Ciri-ciri ibu hamil yang tidak boleh berpuasa selanjutnya adalah mengalami sakit kepala yang intens dan tidak kunjung membaik. Sakit kepala pada ibu selama berpuasa bisa menjadi indikasi hipertensi dan preeklampsia.
Sakit kepala ini muncul disebabkan tekanan darah tinggi yang mengganggu aliran darah ke otak. Selain sakit kepala, ibu hamil juga dianjurkan berpuasa jika gejala lainnya muncul seperti muntah, mual, penglihatan buram dan kaki bengkak.
4. Nyeri di perut
Dehidrasi bukan hanya menyebabkan penurunan jumlah air ketuban, tetapi juga membuat volume darah berkurang. Aliran darah yang terganggu selama masa kehamilan bisa memicu rasa nyeri di perut mirip dengan kontraksi.
Bila gejala nyeri di perut ibu hamil sudah mulai terasa, ini tanda ibu hamil harus membatalkan puasa. Jangan memaksa untuk terus berpuasa karena kontraksi pada ibu hamil bisa menjadi salah satu tanda kelahiran prematur.
5. Lemas saat hamil
Lemas terus menerus pada ibu hamil yang berpuasa menjadi pertanda bahwa puasa tidak disarankan. Ibu hamil perlu istirahat yang cukup dan mendapatkan nutrisi tambahan. Lemas yang berkepanjangan ini juga dapat terjadi karena penurunan kadar gula darah akibat kurangnya asupan makanan.
Dengan kata lain, pola makan ibu hamil saat puasa bisa membuat gula darah dalam tubuh tidak stabil. Dan, gula darah bisa tiba-tiba melonjak secara drastis saat ibu hamil berbuka puasa maupun sahur.
6. Gerakan janin berkurang
Perhatikan gerakan bayi dalam kandungan apalagi jika ibu hamil memasuki trimester dua dan tiga. Bayi yang kurang gerak di dalam perut bisa menjadi salah satu tanda adanya gangguan pada janin. Jika jumlah gerakan atau tendangan janin berkurang saat berpuasa, ibu hamil boleh membatalkan puasa sesegera mungkin.
Membatalkan puasa saat gerakan janin berkurang dapat membantu menjaga kesehatan bayi dalam rahim. Setelah membatalkan puasa apakah ada perubahan seperti janin mulai gerak perlahan atau tidak. Jika tidak, segera periksakan ke dokter kandungan ya Moms.
7. Berat badan turun
Turunnya berat badan pada ibu hamil selama berpuasa bisa menjadi tanda bahwa tubuh membutuhkan asupan nutrisi yang lebih banyak. Tidak dapat dipungkiri jika berpuasa dapat mengurangi asupan gizi dari makanan dan minuman yang penting bagi kesehatan janin.
Berat badan yang tidak bertambah pada ibu hamil juga bisa menyebabkan komplikasi serius. Diantaranya memicu kelahir pematur dan bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR). Jadi, berpuasa tidak cocok dengan kondisi ibu hamil seperti ini.
Nah, itulah ciri-ciri ibu hamil yang tidak boleh berpuasa untuk menjaga kesehatan ibu dan janin. Pastikan ibu hamil selalu memantau kesehatan dan perkembangan janin setiap kali ada perubahan yang mencurigakan. (Aq/MKK)
Komen
250