Tantangan setelah melahirkan adalah memberikan ASI secara eksklusif untuk si kecil. Pemberian ASI eksklusif dianjurkan mulai dari bayi baru lahir hingga 6 bulan bahkan sampai si kecil berusia dua tahun. Keinginan menyusui si kecil terkadang mengalami hambatan seperti ASI mampet hingga ASI yang keluar sedikit.
Para ibu tentu ingin mengetahui apa penyebab yang membuat ASI keluar tidak lancar. dr. Santi Sri Wulandari dari RS St. Carolus menjelaskan bahwa ASI yang tidak lancar bukan berarti ada atau tidak ada ASI. Bahkan pada hari pertama menyusui banyak yang beranggapan bahwa ASI akan banjir keluar seperti ibu yang sudah menyusui. Padahal ASI di hari pertama memang keluar sedikit karena menyesuaikan dengan lambung bayi.
dr. Santi menambahkan ASI yang keluar sedikit juga dipengaruhi oleh hormon oksitosin. Hormon oksitosin ini akan berkurang jika ibu mengalami kelelahan, sedih, serta kesakitan pasca melahirkan. Sehingga hormon oksitosin tidak dapat bekerja secara maksimal dalam memproduksi ASI. Karena itu persiapan ibu pasca melahirkan sangat penting yang dapat memengaruhi keberhasilan menyusui.
“Ibu setelah melahirkan dengan proses persalinan yang lama dengan cara induksi, SC, induksi gagal memiliki kecenderungan ASI-nya macet gitu karena ibunya sedang kesakitan atau kelelahan. Hormon oksitosinnya jadi tidak bisa bekerja maksimal,” jelas dr. Santi.
Menurut dr. Santi, memang terdapat ibu yang tidak mampu menghasilkan ASI tapi jumlahnya sedikit, hanya 1-5% dari total populasi. Maka dari itu, pada dasarnya tidak ada istilah ASI yang tidak keluar. Jadi, meskipun keluar hanya sedikit payudara wanita dipastikan dapat memproduksi ASI untuk bayi. Untuk mencegah ibu mengalami stress akibat ASI yang keluar sedikit pasca melahirkan, sebaiknya mengetahui atau mempelajari mengenai ASI dan menyusui.
“Persiapan menyusui bisa dilakukan dan direkomendasikan saat hamil di trimester ketiga. Kalau ada yang mau lebih cepat pun tidak masalah,” jelas dr. Santi.
Pelekatan yang Tepat Untuk Sukses Menyusui
Pelekatan pada proses menyusui sangatlah penting agar berjalan berlancar. Jika pelekatan saat menyusui tidak tepat, maka bayi tidak bisa mendapatkan ASI secara optimal. Pelekatan sendiri merupakan cara dimana bayi memasukan puting payudara beserta area gelap sekitar puting yang disebut dengan areola.
“Perhatikan pelekatannya sudah benar atau belum. Kalau posisi dan pelekatannya tidak benar maka ASI yang keluar sedikit. Karena bayi hanya menghisap dari puting yang hanya merupakan saluran,” ujar dr. Santi.
Selain itu, perhatikan pula posisi paling nyaman saat si kecil sedang menyusui. Sebab, menyusui pada payudara kanan dan kiri berbeda. “Orang berpikir payudara besar akan lebih mudah menyusui. Tetap latihannya harus ketemu konselor laktasi sebelum lahiran. Karena kalau sudah lahiran, bayinya nangis kebanyakan ibu akan merasa panik,”.
Sementara terkait pijat laktasi untuk memperlancar ASI dapat diajarkan oleh konselor laktasi kepada ibu dan ayah agar dapat melakukannya sendiri di rumah. Batas dari pijat laktasi sendiri adalah rasa sakitnya tapi perlu adanya penekanan.
Perlukah Mengonsumsi ASI Booster?
Mengenai ASI booster, dr. Santi menerangkan awal mula laktogogue. Dilansir dari laman IDAI, laktogogue merupakan obat atau zat yang dipercaya dapat membantu merangsang, mempertahankan atau meningkatkan produksi ASI pada ibu menyusui. Kini, banyak obat, makanan dan pengobatan herbal yang direkomendasikan sebagai laktogugue.
Contohnya, pada beberapa daerah memiliki kepercayaan tersendiri terhadap laktogogue sebagai makanan sehari-hari yang bergizi dan bermanfaat. Seperti di Nusa Tenggara Timur, mereka percaya laktogogue yang dapat memperlancar ASI adalah kacang, jagung, dan daun kelor. Sedangkan laktogogue di daerah Jawa seperti daun katuk, bunga pisang dan jantung pisang. Sementara di negara Australia yang terkenal adalah fenugreek.
“Prinsipnya jika ibunya sehat maka dia dapat memproduksi ASI dan merawatnya bayinya dengan baik karena badannya fit,” tutur dr. Santi.
Untuk memperlancar produksi ASI, menurut dr. Santi dapat dilakukan dengan cara yang mudah. Seperti halnya mencukupi kebutuhan cairan agar tubuh tetap terhidrasi. Dalam dunia konseling ASI, Menurut dr. Santi mengonsumsi ASI booster tidak akan dilarang selama itu bermanfaat bagi ibu menyusui, namun juga tidak menganjurkan.
Source:
dr. Santi Sri Wulandari, IBCLC
Formal Konselor & Konsultan Laktasi di RS St. Carolus
Penulis:
Aqiyu Purbosuli
Komen
250