Si kecil selalu diibaratkan seperti kertas putih atau kanvas kosong. Apapun yang ditorehkan orang tuanya akan menentukan perilaku dan sikap anak-anak di masa depan. Itulah kenapa penting memupuk kasih sayang dan memberikan pengasuhan terbaik sejak dari kandungan, usia dini, remaja hingga anak-anak. Pola asuh orang tua sangat mempengaruhi terhadap perkembangan anak.
Moms and dads sendiri apakah sudah memiliki gaya parenting mana yang dipilih dalam mengasuh si kecil? Pasalnya ada 3 jenis pola asuh orang tua yang mungkin belum diketahui oleh banyak orang. Yuk, kita bahas selengkapnya disini.
3 Jenis Pola Asuh Orang Tua
Pola asuh orang tua memainkan peran penting dalam perkembangan anak. Secara umum, ada tiga jenis pola asuh yang banyak dibicarakan dalam psikologi perkembangan anak: pola asuh otoriter, pola asuh permisif, dan pola asuh otoritatif. Setiap jenis pola asuh memiliki karakteristik dan dampak yang berbeda pada perkembangan anak. Berikut penjelasan detail mengenai masing-masing pola asuh:
1. Pola Asuh Otoriter
Pola asuh otoriter adalah salah satu gaya parenting di mana orang tua menerapkan kontrol yang sangat ketat dan cenderung menuntut kepatuhan tanpa kompromi dari anak-anak mereka. Dalam pola asuh ini, orang tua menetapkan aturan yang tegas dan ekspektasi yang tinggi, seringkali tanpa memberikan ruang untuk diskusi atau masukan dari anak. Berikut adalah karakteristik dan dampak dari pola asuh otoriter:
Karakteristik:
- Kontrol Tinggi, Kasih Sayang Rendah: Orang tua dengan pola asuh otoriter cenderung menerapkan aturan yang ketat dan mengharapkan kepatuhan tanpa pengecualian. Mereka menggunakan hukuman sebagai alat utama untuk mengendalikan perilaku anak.
- Komunikasi Sepihak: Komunikasi biasanya hanya satu arah, dari orang tua ke anak. Pendapat dan perasaan anak jarang diperhatikan atau dianggap penting.
- Harapan Tinggi: Orang tua otoriter memiliki harapan tinggi terhadap anak-anak mereka dalam hal prestasi akademis dan perilaku.
Dampak pada Anak:
- Anak-anak dari orang tua otoriter cenderung memiliki harga diri yang rendah dan keterampilan sosial yang buruk.
- Mereka mungkin menunjukkan perilaku agresif atau menjadi sangat patuh dan tergantung pada otoritas.
- Anak-anak ini sering kali tidak belajar bagaimana membuat keputusan sendiri karena selalu diarahkan oleh orang tua.
2. Pola Asuh Permisif
Pola asuh permisif adalah salah satu gaya parenting di mana orang tua cenderung sangat santai dan kurang menuntut terhadap anak-anak mereka. Dalam pola asuh ini, orang tua menunjukkan kasih sayang yang tinggi tetapi menetapkan sedikit atau bahkan tidak ada aturan dan batasan yang jelas. Mereka lebih seperti teman daripada figur otoritas bagi anak-anak mereka. Berikut adalah karakteristik dan dampak dari pola asuh permisif:
Karakteristik:
- Kontrol Rendah, Kasih Sayang Tinggi: Orang tua permisif cenderung memberikan kebebasan yang luas kepada anak-anak mereka dan jarang menetapkan batasan atau aturan yang ketat. Mereka sangat responsif terhadap kebutuhan dan keinginan anak.
- Komunikasi Terbuka: Ada komunikasi yang terbuka antara orang tua dan anak, tetapi sering kali lebih mengarah pada pemenuhan keinginan anak daripada memberikan arahan yang jelas.
- Sedikit Tuntutan: Orang tua permisif jarang menuntut kepatuhan atau disiplin dari anak-anak mereka.
Dampak pada Anak:
- Anak-anak dari orang tua permisif mungkin mengalami kesulitan dalam mengatur diri dan menghormati batasan.
- Mereka bisa menunjukkan perilaku impulsif dan kurangnya tanggung jawab.
- Anak-anak ini mungkin kesulitan dalam situasi yang membutuhkan kedisiplinan dan kemandirian.
3. Pola Asuh Demokratis
Pola asuh demokratis, sering disebut juga sebagai pola asuh otoritatif, adalah gaya parenting di mana orang tua mengkombinasikan kontrol dan pengawasan dengan kasih sayang dan dukungan yang tinggi. Orang tua dengan pola asuh ini menetapkan aturan dan harapan yang jelas, tetapi juga mendengarkan dan menghargai pendapat serta perasaan anak-anak mereka. Berikut adalah karakteristik dan dampak dari pola asuh demokratis:
Karakteristik:
- Kontrol yang wajar, Kasih Sayang Tinggi: Orang tua otoritatif menetapkan aturan dan harapan yang jelas, tetapi juga mendukung dan responsif terhadap kebutuhan anak. Mereka menggunakan disiplin yang konsisten dan adil.
- Komunikasi Dua Arah: Orang tua otoritatif mendorong komunikasi terbuka dan mendengarkan pandangan anak. Mereka menghargai pendapat anak dan menggunakannya dalam pengambilan keputusan.
- Harapan yang Realistis dan Dukungan pengembangan diri: Orang tua otoritatif memiliki harapan yang realistis terhadap anak-anak mereka dan memberikan dukungan untuk mencapai tujuan tersebut.
Dampak pada Anak:
- Anak-anak dari orang tua demokratis cenderung memiliki harga diri yang tinggi dan keterampilan sosial yang baik.
- Mereka biasanya mandiri, mampu membuat keputusan sendiri, dan memiliki kemampuan mengatur diri yang baik.
- Anak-anak ini menunjukkan prestasi akademis yang lebih baik dan memiliki hubungan yang positif dengan teman sebaya.
Pola asuh demokratis atau otoritatif umumnya dianggap sebagai pendekatan yang paling seimbang dan bermanfaat bagi perkembangan anak. Kombinasi antara kontrol yang tepat dan kasih sayang membantu anak berkembang menjadi individu yang mandiri, bertanggung jawab, dan memiliki keterampilan sosial yang baik.
Namun, penting menentukan pola asuh orang tua untuk menyesuaikan pendekatan mereka sesuai dengan kebutuhan unik dan situasi anak mereka untuk mencapai hasil yang optimal. Jadi, keberhasilan pembentukan karakter pada anak tergantung oleh role model orang tua. (Aq/MKK)
Komen
250