Kesehatan kulit di awal kehidupan si kecil memang menjadi perhatian lebih bagi para orang tua. Karena kondisi kulit si kecil yang lembut, sangat sensitif dan rentan terkena masalah kulit. Adapun masalah kulit yang sering menyerang si kecil adalah ruam popok dan biang keringat. Beberapa orang tua mungkin susah membedakan antara ruam popok dan biang keringat. Berikut ini MAKUKU akan merangkum perbedaan ruam popok dan biang KERINGAT mulai dari gejalanya hingga cara mengatasinya. Yuk disimak!
Apa itu Ruam Popok?
Ruam popok atau diapers rash adalah kondisi kulit yang mengalami peradangan di bagian kulit yang sering tertutup oleh popok dalam jangka waktu yang panjang. Jika dibiarkan, ruam popok dapat berlangsung beberapa minggu dan umumnya akan sembuh dalam beberapa hari setelah mendapatkan penanganan.
Penyebab munculnya ruam popok adalah permukaan popok yang lembab akibat urine dan feses. Kelembaban ini bisa menjadi sarang bakteri dan kuman yang membuat kulit meradang. Selain itu, ruam popok juga bisa terjadi akibat gesekan atau kontak antara bahan popok dengan kulit bayi.
Tanda ruam popok biasanya terdapat ruam merah, bintik hingga pengelupasan di bagian bokong atau genital bayi. Ruam popok yang paling parah disertai dengan demam dan ruam semakin meluas. Ruam popok ini sebenarnya umum terjadi pada bayi berusia 9 bulan hingga 1 tahun dan dapat membuat si kecil rewel karena kurang nyaman.
Risiko ruam popok pada bayi juga meningkat ketika si kecil menggunakan popok yang tidak tepat. Mulai dari bahan popok yang tidak aman dan kualitasnya kurang baik, ukuran popok yang salah, hingga tidak rutin mengganti popok seperti yang dianjurkan para ahli yakni 3-4 jam sekali.
Untuk mengurangi kemungkinan masalah ruam popok menyerang si kecil, mom dan dad perlu memastikan apa saja pemicu munculnya ruam popok. Serta selalu menjaga kebersihan area genital si kecil dan memberikan jeda menggunakan popok agar kulit si kecil dapat “bernapas”.
Ini Pengertian Biang Keringat yang Wajib Diketahui
Biang keringat atau heat rush merupakan penyumbatan pada kelenjar keringat sehingga keringat terjebak dan menumpuk dibawah kulit dan menimbulkan bintik merah. Biang keringat biasanya muncul di area leher, ketiak, punggung dan bagian tubuh lainnya yang memiliki lipatan. Tidak jarang, biang keringat juga muncul di bagian selangkangan anak. Inilah yang kadang membuat para orang tua bingung membedakan ruam popok dan biang keringat.
Penyebab terjadi biang keringat adalah cuaca atau suhu panas di luar, fungsi kelenjar keringat si kecil yang belum terbentuk sempurna, aktivitas fisik, hingga obesitas. Biang keringat sendiri terdiri dari 3 jenis yakni miliaria Kristalina, miliaria rubra dan miliaria profunda.
- Miliaria Kristalina adalah jenis biang keringat paling ringan dan sering terjadi pada si kecil yang baru lahir. Memiliki bentuk bintil-bintil berisi cairan putih dengan ukuran 1-2 mm.
- Miliaria rubra adalah jenis biang keringat yang lebih berat dari miliaria Kristalina dengan bentuk bintil merah dan cairan jernih. Ukurannya tentu lebih besar dibandingkan miliaria Kristalina.
- Miliaria profunda adalah jenis biang kering paling parah dibandingkan dua jenis lainnya. Berbentuk bintil putih keras dan ukurannya berkisar 1-3 mm.
Jika si kecil mengalami gejala biang keringat, hal pertama yang harus dilakukan oleh mom dan dad adalah memberikan si kecil pakaian yang mudah menyerap keringat, tidak ketat dan tidak terlalu tebal. Bila si kecil berkeringat, mom dan dad bisa mengeringkannya dengan handuk dan air hangat. Lalu, menjaga kulit tetap dingin, penuhi kebutuhan cairan tubuh si kecil dengan cukup. Bila perlu, biarkan si kecil tidak menggunakan baju sampai area biang keringat mengering. (Aq/MKK)
Komen
250