
Menjadi seorang ibu adalah momen spesial yang dinanti-nantikan oleh banyak wanita. Masa kehamilan merupakan fase penuh perubahan dan penyesuaian diri, termasuk dalam hal pola makan.
rnMoms perlu lebih memperhatikan asupan nutrisinya untuk mendukung kesehatan diri dan perkembangan janin.
rnNamun, disisi lain, ada beberapa jenis makanan yang sebaiknya dihindari saat hamil muda untuk meminimalisir risiko pada kesehatan ibu dan bayi.
rnBerikut ini adalah 10 jenis makanan yang sebaiknya dihindari saat hamil muda:
rn1. Ikan Tinggi Merkuri
rnIkan laut tertentu seperti hiu, ikan todak, marlin, dan king mackerel mengandung merkuri tinggi. Merkuri merupakan neurotoksin, zat yang dapat merusak perkembangan sistem saraf janin, terutama bagian otak.
rnPaparan merkuri dalam jumlah tinggi pada kehamilan dapat menyebabkan berbagai gangguan pada bayi, seperti:
rn- rn
- Mikrosefali: ukuran kepala bayi lebih kecil dari normal rn
- Keterlambatan perkembangan kognitif rn
- Cerebral palsy: gangguan koordinasi otot dan gerakan rn
- Autisme rn
2. Daging dan Unggas Mentah atau Setengah Matang
rnDaging dan unggas mentah atau setengah matang berisiko tinggi terkontaminasi bakteri berbahaya seperti Salmonella, E. coli, dan Listeria.
rnBakteri ini dapat menyebabkan infeksi serius pada ibu hamil yang disebut listeriosis dan salmonellosis.
rnGejala infeksi ini bisa berupa demam, mual, muntah, diare, dan kram perut.
rnMeskipun jarang terjadi, infeksi tersebut dapat berpindah ke janin melalui aliran darah dan menyebabkan kematian janin, kelahiran prematur, atau berat badan lahir rendah.
rn3. Telur Mentah atau Setengah Matang
rnTelur mentah atau setengah matang berisiko terkontaminasi bakteri Salmonella. Konsumsi telur yang terkontaminasi dapat menyebabkan salmonellosis pada ibu hamil, dengan gejala seperti yang disebutkan sebelumnya.
rnSelain itu, telur mentah juga berisiko mengandung Salmonella Enteritidis (SE), bakteri yang dapat menyebabkan keracunan makanan pada bayi setelah lahir.
rnUntuk keamanan, pastikan Moms selalu memasak telur hingga matang sempurna, yaitu bagian putih dan kuningnya mengeras.
rn4. Susu dan Produk Susu Mentah
rnSusu dan produk susu mentah, seperti susu segar yang belum dipasteurisasi, keju lunak (soft cheese), dan yogurt tertentu, berisiko terkontaminasi bakteri berbahaya seperti Listeria dan Salmonella.
rnKontaminasi bakteri ini dapat menyebabkan infeksi listeriosis pada ibu hamil, yang bisa membahayakan janin.
rnPasteurisasi adalah proses pemanasan makanan untuk membunuh bakteri berbahaya. Pastikan Moms hanya mengonsumsi susu dan produk susu yang telah melalui proses pasteurisasi.
rn5. Jeroan
rnJeroan seperti hati, ginjal, dan limpa mengandung vitamin A tinggi dalam bentuk retinol. Vitamin A dalam bentuk ini berbeda dengan beta-karoten, yang banyak terdapat pada buah dan sayur berwarna orange.
rnKonsumsi retinoid (vitamin A dalam bentuk retinol) dalam jumlah berlebihan pada trimester pertama kehamilan dapat menyebabkan cacat lahir pada bayi, seperti:
rn- rn
- Cacat wajah (craniofacial defects) rn
- Cacat jantung bawaan rn
- Cacat pada sistem saraf pusat rn
Meskipun Moms tetap membutuhkan vitamin A selama kehamilan, sebaiknya batasi konsumsi jeroan dan dapatkan asupan vitamin A dari sumber yang lebih aman, seperti wortel, ubi jalar, dan bayam. Konsultasikan dengan dokter mengenai kebutuhan vitamin A harian Moms selama hamil.
rn6. Nanas Muda
rnNanas muda mengandung bromelain, enzim yang secara teoritis dapat melunakkan dinding rahim dan memicu kontraksi.
rnMeskipun belum ada bukti ilmiah yang kuat mengenai efek nanas muda terhadap keguguran, tetap disarankan untuk hati-hati mengonsumsinya, terutama pada trimester pertama kehamilan.
rnJika Moms ingin mengonsumsi nanas, pilihlah nanas matang yang kandungan bromelainnya sudah lebih rendah.
rn7. Kafein
rnKafein adalah stimulan yang dapat melewati plasenta dan memengaruhi detak jantung janin. Konsumsi kafein berlebihan selama kehamilan dikaitkan dengan peningkatan risiko:
rn- rn
- Keguguran rn
- Berat badan lahir rendah rn
- kelahiran prematur rn
Efek kafein pada kehamilan bersifat kumulatif, artinya semakin banyak kafein yang dikonsumsi, semakin besar potensinya menimbulkan risiko.
rn8. Alkohol
rnKonsumsi alkohol berapapun jumlahnya dapat membahayakan perkembangan janin.
rnAlkohol dapat melewati plasenta dan mengganggu aliran darah ke janin, sehingga menghambat pertumbuhan dan perkembangannya.
rnKonsumsi alkohol selama kehamilan dapat menyebabkan berbagai masalah pada bayi, seperti:
rn- rn
- Sindrom Alkohol Janin (FAS): cacat fisik dan mental yang parah rn
- Gangguan perkembangan kognitif: kesulitan belajar dan memori rn
- Cacat jantung bawaan rn
- Kematian janin rn
Hindari konsumsi alkohol sepenuhnya selama masa kehamilan.
rn9. Makanan Tinggi Gula dan Lemak Jenuh
rnKonsumsi makanan tinggi gula dan lemak jenuh berlebihan dapat meningkatkan risiko obesitas dan diabetes gestasional pada ibu hamil.
rnObesitas dan diabetes gestasional dapat meningkatkan risiko komplikasi selama kehamilan dan persalinan, seperti:
rn- rn
- Kelahiran prematur rn
- Kelahiran macet rn
- Preeklamsia rn
- Kelahiran bayi dengan berat badan besar rn
Pilihlah makanan yang tinggi serat, seperti buah-buahan, sayur-sayuran, dan biji-bijian.
rnBatasi konsumsi makanan olahan, makanan siap saji, dan fast food yang biasanya tinggi gula dan lemak jenuh.
rn10. Makanan Tidak Higienis
rnPastikan Moms selalu mengonsumsi makanan yang bersih dan higienis untuk menghindari risiko keracunan makanan.
rnCuci buah dan sayur secara menyeluruh sebelum dikonsumsi, terutama sayuran hijau yang berdaun. Masak makanan hingga matang sempurna, terutama daging, unggas, dan telur.
rnDengan menerapkan pola hidup sehat dan mengikuti anjuran dokter, Moms dapat menjalani kehamilan yang sehat dan menyenangkan, serta menyambut sang buah hati dengan penuh cinta dan kebahagiaan.
rnSelalu konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan panduan pola makan yang tepat selama masa kehamilan.