Popok merupakan salah satu perlengkapan wajib untuk menunjang kenyamanan si kecil. Kini sudah banyak jenis popok yang dijual dipasaran. Jika popok tersebut digunakan sesuai dengan kebutuhan si kecil maka akan membuat anak nyaman dan pertumbuhannya baik. Namun sayangnya, banyak mitos yang beredar seputar popok yang salah kaprah dan dipercaya oleh banyak orang tua.
MAKUKU merangkum apa saja mitos seputar popok bayi yang beredar di masyarakat dan cukup meresahkan:
Mitos 1: Popok bukan penyebab utama ruam popok
Sebagian besar orang tua mengira bahwa ruam popok muncul akibat popok yang tidak cocok. Hal tersebut hanyalah mitos belaka. Karena sebenarnya ruam popok itu banyak penyebabnya dan popok bukan penyebab utama ruam popok.
Kulit bayi yang mengalami ruam popok, iritasi dan alergi bisa disebabkan oleh perkembangan jamur dan bakteri, makanan yang salah, bahan kimia, gesekan bahan popok atau pakaian. Bahkan ruam popok juga bisa disebabkan kebersihan area genital yang tidak terjaga dengan baik. Jadi, para orang tua sebaiknya menjaga kelembaban kulit yang sering terkena urine dan tertutupi oleh popok.
Mitos 2: Popok berukuran besar bisa cegah ruam popok
Salah satu penyebab ruam popok terjadi yaitu adanya gesekan antara permukaan popok yang lembab dengan kulit bayi. Untuk menghindari gesekan tersebut, banyak yang berpikir menggunakan popok dengan ukuran yang besar dapat mencegah ruam popok. Sayangnya pemikiran tersebut kurang tepat..
Pemilihan popok pada bayi bukan ditentukan berdasarkan usianya. Tetapi harus disesuaikan dengan berat badan bayi.. Popok yang ukurannya pas dapat membuat bayi lebih nyaman dalam memakai popok. Justru popok yang kebesaran dapat membuat popok mudah bocor, mudah lepas dan kotoran yang berantakan.
Mitos 3: Ruam hanya terjadi di area bokong
Ruam merupakan perubahan pada tekstur atau warna pada kulit yang disebabkan oleh peradangan. Kulit yang mengalami ruam biasanya memiliki gejala kemerahan, gatal-gatal, bentol, mengelupas, bersisik dan iritasi.
Ruam kulit bisa terjadi di bagian tubuh mana pun. Begitu juga dengan ruam popok tidak hanya terjadi di area bokong tetapi juga bisa terjadi di selangkangan, lipatan paha dan pinggang. Perlu diketahui bahwa ruam popok terjadi di area yang tertutupi oleh popok.
Mitos 4: Harus menggunakan bedak bayi pada area popok
Biasanya orang tua senang menggunakan bedak untuk si kecil dengan alasan agar kelembaban kulit terjadi. Padahal penggunaan bedak sangat tidak dianjurkan pada bayi terutama di area yang tertutup oleh popok. Karena bedak merupakan partikel kecil yang mudah masuk ke tubuh si kecil. Bila digunakan di area wajah maka bedak dapat berpotensi terhirup dan masuk ke saluran pernapasan.
Sedangkan bila digunakan di area popok atau dekat dengan area genital dapat memicu penyakit yang membahayakan seperti infeksi kelamin. Karena bedak dapat berkumpul dengan keringat dan zat lain di area genital.
Mitos 5: Popok Memengaruhi bentuk kaki bayi
Harus dicatat bahwa popok sama sekali tidak memengaruhi bentuk kaki. Pada kaki bayi memang dasarnya berbentuk O atau tampak seperti jalan mengangkang. Hal ini normal dan akan membaik dengan sendirinya pada usia 18 bulan dan akan lurus pada usia sekitar 3-4 tahun.
Bahkan hingga saat ini belum ditemukan adanya penelitian yang menunjukkan popok sekali pakai dapat menyebabkan kaki bayi berbentuk O atau bow leg. Jadi, para orang tua tidak perlu terlalu khawatir dengan hal ini. (Aq/MKK)
Komen
250