Cara Mengatasi Baby Shaming ala Nikita Willy

Cara Mengatasi Baby Shaming ala Nikita Willy (source photo: instagram Nikita Willy official)

written by : MAKUKU - 30 Jan 2024

Viewed : 37 times  Read duration : Page Views : 374 times

Perjuangan seorang ibu itu nggak berhenti setelah melahirkan. Merawat si kecil dengan baik adalah bentuk perjuangan ibu sesungguhnya. Belum lagi, omongan ibu-ibu lain yang sering kali berkomentar “pedas” tentang anak kita tanpa disadari oleh mereka. Misalnya, komentar soal berat badan si kecil, bentuk tubuh hingga perkembangan si kecil yang sering kali dibandingkan dengan anak lainnya.  Mungkin pertanyaan tersebut tidak ada maksud untuk menyakiti hati ibu, tapi tahukah moms bahwa membandingkan atau berkomentar jelek tentang anak orang lain termasuk baby shaming?

Pengertian baby shaming itu sendiri sangat luas. Biasanya baby shaming merujuk pada praktek mempublikasikan foto atau cerita tentang perilaku anak kecil terutama bayi atau balita yang dianggap “memalukan” atau “lucu” oleh orang tua, pengasuh atau orang lain di sosial media. Namun, tidak jarang baby shaming terjadi di kehidupan sehari-hari, misalnya dalam lingkup pertemanan, tetangga hingga keluarga sendiri.

Lalu, bagaimana menghadapi baby shaming dengan bijak tanpa menyakiti balik kepada pelaku baby shaming? Yuk, kita simak cara mengatasi baby shaming ala moms Nikita Willy.

Tips Hadapi Baby Shaming Supaya Nggak Baper

Nikita Willy, Brand Ambassador MAKUKU membagikan pengalamannya dalam menghadapi baby shaming dan pola asuh yang tidak sepaham. Menurut moms Issa, diam adalah salah satu respon terbaik untuk menghadapi hal tersebut. Karena orang tua adalah orang yang paling mengerti dan memahami apa yang dibutuhkan oleh anak kita sendiri.

“Jadi, komentar-komentar negatif dari orang lain bisa kita tidak hiraukan. Kita bisa menutup mata dan telinga tentang apa yang orang bilang karena yang terbaik bagi keluarga hanya kita yang tahu.

Penilaian dari orang lain sebenarnya bisa menjadi masukan untuk kita pertimbangkan sebagai bahan intropeksi diri sendiri. Sehingga apapun yang disampaikan orang lain bisa kita ambil sebagai pelajaran. Begitu juga yang disampaikan oleh moms Nikita, “Kalaupun ada komentar negatif tetapi ada sedikit masukan bisa kita terima juga.”

Apalagi menjadi ibu di era digital seperti sekarang ini, Moms Nikita mengatakan bahwa menjadi seorang ibu itu sulit dan jauh lebih sulit menjadi ibu di gempuran sosial media. Karena kita akan dengan mudah menemukan orang yang ahli di bidang masing-masing. Serta tidak sedikit juga yang akan mencampuri urusan orang lain dengan mudah.

“Pastinya kalau mental ibunya kurang kuat akan gampang down dan kepikiran banget. Saranku, kita harus fokus pada apa yang kita miliki dan kerjakan daripada fokus mendengarkan orang lain,” jelasnya.

Fenomena Baby Shaming di Kalangan Ibu-Ibu

Setiap anak memiliki tumbuh kembang dan fisik yang berbeda-beda. Namun, bukan berarti hal tersebut bisa dijadikan sebagai tolak ukur, perbandingan hingga celah untuk mencela anak lainnya. Fenomena baby shaming ini ternyata sudah ada sejak dulu, baik dalam bentuk candaan, pertanyaan atau sindiran halus. Moms Nikita pun merasa sudah banyak sekali yang sadar dengan fenomena baby shaming ini di kalangan ibu-ibu. Apalagi di era digital saat ini yang semua informasi sangat terbuka.

“Kaya kegiatan mom dan baby semua orang bisa untuk berkomentar dan itu adalah biasa. Tapi balik lagi bagaimana kita menyikapi komentar-komentar negatif tersebut. Kalau kita tahu pasti lebih mudah dan bijak memakai sosial media ya,” ujar ibu satu anak ini.

Untuk itu, moms Nikita mengajak semua ibu untuk fokus dengan apa yang saat ini kita miliki. Serta harus selalu bahagia, karena menurutnya ibu yang happy akan menciptakan keluarga bahagia dan keluarga bahagia akan menciptakan dan membesarkan anak-anak yang happy juga.

“Tetap semangat karena semua kuncinya adalah di ibu. Kita harus pintar dalam bersosial media dan jangan semua informasi yang diterima di telan utuh-utuh. Kita harus bisa memfilter apa yang kita baca, kita terima dan kita pikirkan,” tutupnya.

Jadi, baby shaming itu termasuk tindakan mengejek bayi lainnya. Kalau merasa pernah melakukannya , jangan lagi ya moms. Meski bercanda, baby shaming bisa melukai hati orang tuanya loh. Jika diteruskan, baby shaming juga bisa meninggalkan luka bagi si kecil nantinya.

Ingat ya moms, si kecil juga manusia yang punya perasaan. Stop baby shaming agar ia tumbuh sehat dan bahagia. MAKUKU juga selalu senantiasa mendukung tumbuh kembang optimal si kecil. (Aq/MKK)

babyshaming

Komen


250

READ ANOTHER POPULAR ARTICLE

Lihat semua >
GAYA HIDUP
Ruam Popok: Gejala dan Pengobatan yang Harus Anda Ketahui

Ruam popok dapat membuat kulit bayi menjadi merah, melepuh, kering, dan bersisik. Kenali jenis ruam popok pada bayi dan cara mengatasinya di artikel ini

MAKUKU
2022-11-22 15:44:02
0 Comment
GAYA HIDUP
10 Rekomendasi Tempat Bermain Anak di Jakarta

Ada banyak tempat bermain anak di Jakarta yang menawarkan konsep bermain sambil belajar. Yuk, Ketahui Disini.

MAKUKU
2023-09-29 21:59:42
0 Comment

READ ANOTHER LATEST ARTICLE

Lihat semua >
GAYA HIDUP
10 Tempat Wisata Anak di Bandung yang Asyik dan Seru

Liburan seru di Bandung bersama si kecil? Bandung punya banyak pilihan wisata anak yang seru. Cek 10 tempat wisata anak 2024 yang asik dan seru

MAKUKU
2024-12-19 08:51:30
0 Comment
GAYA HIDUP
8 Sifat yang Diturunkan Ibu ke Anak, Apa Saja?

Ikatan ibu dan anak itu spesial. Ternyata, banyak sifat ibu yang diturunkan ke anaknya. Yuk, ungkap 8 sifat unik yang bisa diwarisi!

MAKUKU
2024-10-09 10:05:37
0 Comment